Listrik yang biasa dipergunakan untuk berbagai
keperluan yang ada dirumah, ternyata mengalami perjalanan yang begitu panjang.
Yaitu dari mulai listrik dibangkitkan kemudian disalurkan dan akhirnya dapat
dipergunakan di rumah-rumah.
Listrik dihasilkan mulai dari Sistem
Pembangkitan yaitu Pembangkit Listrik dengan tegangan antara 6-12 kV (kilo Volt), kemudian listrik
tersebut dinaikan tegangannya dengan trafo Step-Up menjadi bertegangan 70-500
kV.
Setelah tegangan listrik menjadi 70-500 kV kemudian disalurkan ke Sistem Transmisi yaitu jaringan listrik
tegangan tinggi. Salurannnya dapat melalui bawah tanah atau disalurkan di
udara, yaitu dengan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Kemudian ketika listrik akan dipergunakan,
diturunkan dahulu tegangannya di Gardu Induk menjadi tegangan 20 kV. Dengan tegangan tersebut listrik dapat langsung disalurkan ke
Industri-industri dan disalurkan ke Sistem
Distribusi yaitu jaringan tegangan menengah. Salurannya dapat melalui bawah
tanah dengan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) atau dapat juga disalurkan di udara, dengan Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM).
Selanjutnya tegangan diturunkan lagi di Gardu Distribusi menjadi tegangan
rendah 220-400 Volt. Dengan tegangan
tersebut kemudian disalurkan ke Pelanggan
, dan listrik tersebut dapat langsung dipergunakan di rumah-rumah.
Pada saat listrik tersebut disalurkan,
tentunya sepanjang perjalanannya rawan terhadap gangguan. Karena sebagian besar
disalurkan diatas udara tentunya akan sangat rawan terhadap gangguan petir, pohon, binatang dan gangguan lainnya.
Agar listrik dirumah dapat nyaman digunakan dan
jarang padam karena gangguan, perlu adanya kerjasama dari semua pihak. Bukan
saja PLN yang bertanggungjawab terhadap pemeliharaannya, tetapi juga masyarakat
diharapkan kerelaannya untuk dapat dipangkas oleh PLN ranting-ranting pohon
yang mengganggunya.(yip).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar